Man City Hancurkan Dortmund 4-1 : Foden Bersinar, Haaland Tanpa Ampun

SKWNEWS – Phil Foden tampil gemilang dengan dua gol sementara Erling Haaland menambah gol ke gawang mantan klubnya ketika Manchester City memukul Borussia Dortmund 4-1 pada laga Liga Champions yang berlangsung Rabu malam. Kemenangan meyakinkan ini mengangkat posisi City ke peringkat keempat klasemen grup dan sekaligus mengirimkan sinyal kuat tentang ambisi tim besutan Pep Guardiola di fase gugur kompetisi ini. Malam itu juga menjadi panggung bagi Foden untuk mengingatkan manajer Inggris, Thomas Tuchel, tentang kapasitasnya sebelum pengumuman skuad akhir pada hari Jumat, sekaligus menegaskan peringatan Guardiola agar beban mencetak gol tidak hanya ditopang oleh Haaland.

Pertandingan berjalan dengan intensitas tinggi sejak awal. Dortmund yang sebelumnya hanya menelan satu kekalahan dalam 14 pertandingan—satu-satunya kekalahan itu datang dari Bayern Munich—berusaha melanjutkan tren positif mereka, tetapi mereka didapati kesulitan menghadapi kualitas eksekusi City di sepertiga akhir lapangan. Untuk pertama kalinya di ajang elit Eropa ini, satu negara mengirimkan enam wakil, dan performa tim-tim Inggris musim ini terlihat dominan; City, Liverpool, Arsenal, Newcastle, Tottenham, dan Chelsea semua termasuk dalam 12 besar di tengah fase liga, menunjukkan kekuatan kompetisi domestik di panggung Eropa.

Momen pembuka bagi City datang pada menit ke-22 melalui aksi Phil Foden. Menerima umpan di area serang, Foden melakukan lecutan cepat ke dalam sebelum melepas tembakan rendah khas kaki kiri yang meluncur mulus ke sudut jauh gawang Gregor Kobel. Gol itu bukan sekadar angka di papan skor; ia menjadi pengingat betapa berbahayanya Foden ketika diberi ruang dan kepercayaan untuk tampil bebas di sektor ofensif. Gol pertama Foden juga menjadi jawaban atas kritik yang sempat mengarah padanya terkait tempatnya di skuad Inggris dalam beberapa pemanggilan terakhir.

Tak lama setelah itu, gol kedua City lahir dari kombinasi kecepatan dan insting predator yang sudah melekat pada Haaland. Jeremy Doku melakukan aksi individu brilian, mengandalkan kecepatan dan trik untuk mengecoh bek Dortmund dan menciptakan peluang yang kemudian dimanfaatkan Haaland dengan dingin. Sundulan/penyelesaian itu menambah koleksinya menjadi gol ke-27 untuk klub dan negaranya hanya dalam 17 pertandingan musim ini—statistik yang menunjukkan betapa tajamnya ketajaman Haaland di depan gawang lawan. Malam tersebut Haaland juga diberi kehormatan sebagai kapten tim oleh Guardiola, sementara Bernardo Silva dan Ruben Dias duduk di bangku cadangan, sebagai bagian dari rotasi menjelang laga besar melawan Liverpool di Etihad pada akhir pekan.

Dortmund sempat memberikan tekanan balik. Tijjani Reijnders dan Karim Adeyemi beberapa kali mengancam gawang City dan memaksa Gianluigi Donnarumma melakukan penyelamatan penting untuk menggagalkan peluang-peluang berbahaya. Usaha Dortmund akhirnya membuahkan gol hiburan ketika Waldemar Anton memanfaatkan umpan silang rendah dari Ryerson untuk memperkecil ketertinggalan. Gol Anton terasa seperti hadiah yang tidak sepenuhnya pantas bagi tim tamu mengingat dominasi City di sebagian besar babak, tetapi gol itu memberi napas baru bagi Dortmund yang mencoba bangkit di menit-menit akhir.

Sementara itu, City tetap menunjukkan kapasitas ofensifnya. Phil Foden kembali mencetak gol kedua setelah menerima umpan dari Reijnders — sebuah sentuhan lincah yang diikuti dengan tembakan melengkung ke sudut gawang, menjadikan skor semakin menjauh dan mengokohkan performa impresifnya. Penampilan Foden malam itu sekaligus membuka perdebatan soal peran dan tempatnya di skuad nasional Inggris—apakah Tuchel akan memilih untuk memasukkannya kembali ke dalam skuad setelah dua panggilan terakhir lewatkan. Bagi Foden sendiri, ini adalah jawaban yang sangat kuat.

Guardiola sempat melakukan perubahan untuk menjaga kestabilan dan memulihkan ritme permainan; ia memasukkan Ruben Dias dan Bernardo Silva dari bangku cadangan guna menambah keseimbangan di lini tengah dan belakang. Keputusan itu juga menunjukkan kedalaman skuad City yang memungkinkan pengaturan ritme permainan tanpa kehilangan agresivitas. Penampilan sosok-sosok pengganti lain pun tak kalah penting: Rayan Cherki, yang masuk dari bangku cadangan, menutup skor di masa injury time dengan penyelesaian akurat usai melakukan lari terukur yang menambah keindahan angka akhir menjadi 4-1. Gol Cherki sekaligus menjadi torehan perdananya di Liga Champions—sebuah momen penting bagi karier pemain muda tersebut.

Kekalahan ini menjadi yang pertama bagi Dortmund di kompetisi Eropa musim ini dan membuat posisi mereka merosot ke peringkat ke-14 dalam klasemen domestik, sebuah posisi yang jauh dari ekspektasi mengingat tradisi klub dan investasi yang mereka miliki. Bagi City, kemenangan ini tidak hanya soal tiga angka, melainkan juga soal pesan taktis: tim ini mampu mendistribusikan ancaman dari berbagai pemain—termasuk Foden yang tampil sebagai penentu—dan tidak hanya bergantung sepenuhnya pada Haaland, meski penyerang Norwegia itu tetap menjadi mesin gol yang menakutkan.

Secara keseluruhan, laga itu menampilkan perpaduan antara keganasan serangan City, kemampuan mereka memanfaatkan ruang di sepertiga akhir, dan kedalaman skuad yang membuat Guardiola bisa memutar pemain tanpa menurunkan kualitas permainan. Untuk Dortmund, pekerjaan rumahnya jelas: memperbaiki ketahanan defensif, mengelola momen-momen krusial, dan mencari konsistensi agar tidak mudah runtuh ketika menghadapi tim-tim dengan kelas eksekusi tinggi seperti Manchester City. Malam di Etihad berakhir dengan perayaan tuan rumah yang pantas; bagi penonton, pertandingan itu menyuguhkan tontonan agresif, gol-gol berkualitas, dan bukti bahwa di level tertinggi Eropa, margin antara kemenangan dan kekalahan bisa ditentukan oleh momen individual serta kedalaman skuad.